MEKANISME REAKSI OKSIDASI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK

Pada blog kali ini, kita akan kembali membahas mekanisme reaksi dari senyawa organik. Namun pada materi kali ini kita akan membahas salah satu reaksi dalam senyawa yaitu reaksi oksidasi. Baiklah sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai mekanisme reaksi nya, ada baiknya kita mengerti terlebih dahulu mengenai apa itu reaksi oksidasi.
·         Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom, atau ion atau bisa juga di artikan reaksi peningkatan bilangan oksidasi. 
Selanjutnya kita juga harus mengetahui apa itu senyawa organik.
·         Senyawa organik adalah Senyawa yang umumnya tersusun dari unsur carbon dan hydrogen, tetapi unsur hydrogen bisa juga digantikan dengan unsur lain seperti oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor dalam jumlah sedikit.

Berikut adalah klasifikasi senyawa organik (hidrokarbon)


Setelah kita mengetahui pengertian dari reaksi oksidasi dan juga pengertian senyawa organik(hidrokarbon), kita akan mempelajari bagaimana reaksi okidasi bekerja dalam senyawa hidrokarbon tersebut.
1.      Mekanisme reaksi oksidasi pada alkane
Alkana sulit dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, namun akan mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara jika dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksigen akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut reaksi pembakaran atau combustion.
Produk oksidasi sempurna dari alkana ialah gas karbon dioksida dan air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi seperti COdan HO, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebih dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 → CO­2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 → CO­2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini adalah pondasi penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak tercukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran yang terjadi ialah pembakaran tak sempurna. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya akan sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya akan sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO­ + 4H2O
CH4 + O2 → C + 2H2O
2.      Mekanisme reaksi oksidasi pada alkena
Alkena dapat dioksidasi oleh kalium permanganat membentuk glikol, yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon yang berdampingan. Untuk mendapatkan glikol dengan rendemen tinggi maka kondisi reaksi harus dikendalikan. Biasanya reaksi dilakukan dalam suasana basa dan temperatur rendah (dingin)
3.      Mekanisme reaksi oksidasi pada alkohol
Semua senyawa karbon yang bereaksi dengan oksigen dengan jumlah yang cukup sering dikenal dengan reaksi pembakaran sempurna dan biasanya akan menghasilkan produk akhir berupa CO2 dan H2O. sedangkan pada reaksi pembakaran tidak sempurna (kekurangan oksigen) CO2 tidak akan terbentuk tetapi akan terbentuk CO. sehingga reaksi oksidasi alkohol juga menghasilkan hasil akhir CO2 dan H2O, sebagai contoh :
Tetapi reaksi oksidasi ini sebenarnya terdiri atas beberapa tahapan yang hasilnya berbeda-beda. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan jenis-jenis alkohol. Pada reaksi yang terjadi.
1. Alkohol primer akan melalui 2 tahapan pada tahap pertama akan dihasilkan aldehida/alkanal, kemudian apabila dioksidasi lagi akan dihasilkan asam karbosilat




2. Alkohol sekunder akan melalui 1 tahapan menghasilkan keton/alkanon
R dan R' adalah rantai C
3. Alkohol tersier ridak dapat terjadi reaksi oksidasi.
4.      Mekanisme reaksi oksidasi pada eter
Seperti halnya alkohol dan senyawa-senyawa  karbon yang lain reaksi oksidasi akan menghasilkan hasil akhir COdan H2O. pada reaksi eter juga di hasilkan CO2 dan H2O.
5.      Mekanisme reaksi oksidasi pada aldehid
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
6.      Mekanisme reaksi oksidasi pada keton
Keton netral terhadap kebanyakan oksidator, namun menjalani reaksi
jika diberi perlakuan dengan larutan panas KMNO4 dalam basa. Karbon-karbon
di sebelah gugus karbonil akan putus dan pecahan asam karboksilat akan
didapatkan. Reaksi ini berguna hanya pada keton yang simetris seperti halnya
sikloheksanon, sedang apabila ketonnya tidak simetris, campuran produk akan dihasilkan. Keton merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun reaksi tersebut dapat ditulis sebagai:
Keton + reagen Tollens → tidak ada reaksi
Keton + reagen Fehling → tidak ada reaksi


Permasalahan :

1. Apa yang akan terjadi jika reaksi oksidasi pada alkena dilakukan dalam suasana asam dan temperatur tinggi?
2. Apa yang akan terjadi jika aldehid mereduksi oksidator kuat?
3. Apa perbedaan dari tahapan mekanisme reaksi oksidasi pada alkana dan eter yang menghasilkan produk yang sama??

Komentar

nur khalishah52 mengatakan…
Hallo dewi nama saya nur khalishah akan menjawab permasalahan ando no 1 yakni yang akan terjadi jika reaksi oksidasi pada alkena dilakukan dalam suasana asam dan temperatur tinggi adalah keton dan asam karboksilat
Mashita mengatakan…
Saya mashita NIM A1C118083 akan mencoba menjawab pertanyaan no 2
Yang akan terjadi jika aldehid mereduksi oksidator kuat adalah aldehid akan disintesis melalui oksidasi alkohol primer. Persamaan reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

Alkohol primer → aldehid

R - CH2 - OH → R — COH

Oksidator yang digunakan adalah oksidator kuat seperti KMnO4, NaIO4, atau K2Cr2O7.

Selain melalui oksidasi alkohol primer, sintesis aldehid juga dapat dilakukan dengan reaksi riedel-craft menggunakan aril halogen dan katalis AlCl3 atau AlBrO3.
Khusnul Khotimah mengatakan…
Baiklah, saya Khusnul Khotimah (039) akan mencoba menjawab permasalahan no 3. Pada alkana jika dilakukan oksidasi maka menghasilkan CO2 dan H2O, dan pada eter jika dilakukan oksidasi maka juga akan menghasilkan CO2 dan H2O. Pada eter dan alkana dihasilkan produk yang sama dikarenakan alkana dan eter adalah bahan yang mudah terbakar membentuk gas sehingga akan dihasilkan produk yang sama. Dan saya belum menemukan literatur mengenai mekanismenya sehingga membentuk CO2 dan H2O karena menurut pendapat saya, eter dan alkohol pengujian oksidasinya dilakukan percobaan dilab sehingga tidak adanya literatur mengenai mekanisme diantara keduanya.

Postingan Populer